Dahulu kala yang bertahta di Cirebon ialah Gusti Sultan Matang Haji,karena kebaikan dan kebijaksanaan beliau sangat dicintai oleh seluruh rakyat bawahannya.
Sultan ketika Prameswari beliau mengandung, dan Gusti Sultan berniat untuk mengadakan selamatan waktu itu pula diumumkan ketia-tiap pelosok pedukuhan(pedusunan) bahwa Gusti Sultan akan mengadakan upacara selamatan, ketiap daerah dianjurkan agar membaktikan daging kidang untuk selamatan tersebut.
Terkisahkan bahwa utusan dari tiap-tiap Daerah telah tiba dengan membawa daging kidang sebagaimana yang ditetapkan oleh Gusti Sultan.
Tiba-tiba beliau terharu dengan penuh kegembiraan karena dilihatnya diantara sekian banyak utusan ada seorang yang membaktikan seekor kidang yang masih hidup beliau mendekati seorang utusan itu dan bertanya siapa namamu ? dari mana ? dan untuk siapa kidang itu ? maka dijawab oleh utusan itu : "Saya bernama Ki Guludug" dari pulo pinggan dan kidang ini akan saya baktikan kepada Gusti".
Mendengar jawaban itu Gusti Sultan tambah gembira dan memutuskan bahwa Ki Guludug diganti namanya menjadi "WANNATAKA".
Demikian pula sebagai tanda terlaksananya maksud beliau Desa Pulo Pinggan diganti dengan nama "LAKSANA".
Pada suatu hari Gusti Sultan Matang Haji mengadakan kunjungan kedesa Laksana dengan diiringi oleh rombongan para Jawara dari Cirebon rombongan tiba disuatu tempat dekat Desa Laksana yang sekarang tempat itu dinamakan Pajawan.
Kesenangan beliau dalam kunjungan itu ialah menyabung ayam dan setelah 40 hari ayam Gusti Sultan yang bernama ayam Jalak tidak ada yang mengalahkan.
Selesai penyabungan ayam maka Gusti Sultan mengumpulkan tua-tua Desa Laksana sebanyak 21 orang untuk bermusyawarah disuatu tempat yang sekarang tempat itu dinamakan Tarikolot,dalam pertemuan itu beliau memutuskan bahwa dengan kemenangan ayam Jalak tersebut sebagai peringatan maka Desa Laksana diganti lagi menjadi Desa Jalaksana.
Adapun tua-tua yang 21 tadi diperintahkan untuk membuat lagi desa-desa yang sampai sekarang di Kecamatan Jalaksana terdiri dari 21 Desa.
Pemakaman ke 21 tua-tua tersebut sekarang ada yang menamakan makam Buyut Selikur.
Dijaman revolusi fisik 1945 s/d 1950 Desa Jalaksana adalah tempat Gerilya TNI,sebagian besar adalah Angkatan Laut RI.Dan sampai sekarang banyak sumbangn-sumbangan dari ALRI sebagai tanda jasa kepada menyatakan sumbangan tersebut antara lain bangunan poliklinik (Puskesmas),Lapang Samudra,dan sekolah lanjutan,serta lain-lainnya lagi.
Nama-nama Kepala Desa dan Lamanya Menjabat :
01.Bapak Buyut Geledeg.(1663-1710)
02.Bapak Wiladikrama.(1710-1830)
03.Bapak Naladiprana.(1830-1895)
04.Bapak Mun.(1895-1897)
05.Tidak dikenal namanya.(kurang lebih 1,5 tahun)
06.Tidak dikenal namanya.(kurang lebih 10 tahun)
07.Bapak Abdurachim.(1921-1931)
08.Bapak Dawud Sastrasuarna.(1931-1961)
09.Bapak Durachman.(1964-1979)
10.Bapak Ehod.(1979-1989)
11.Bapak Dadang Suherman.(1989-1998)
12.Bapak H.Pulung Heryadi.(1999-2007)
13.Bapak Linawarman.(2007-.....)
Berdasarkan peraturan Pemerintah, Desa Jalaksana dimekarkan menjadi 2 Desa pada tahun 1982 atau tepatnya 16 September 1982 yaitu :
01.Desa Jalaksana (Desa Induk)
02.Desa Babakanmulya.
Demikian sejarah asal-usul Desa Jalaksana,Kurang lebih saya minta maaf.
Jalaksana,09 Desember 2011.
Kami Ambil Dari Buku Sejarah Desa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar